السبت، 31 أكتوبر 2015

Asy-Syinqithi

Sejak diminta pemerintah KSA tinggal menetap di Saudi, Syaikh Muhammad Al-Amin As-Syinqity sengaja tidak memboyong anak-anaknya ke Saudi. Dia memilih membiarkan anak-anaknya tinggal di tanah Syinqith hingga keilmuan mereka matang. Alasannya karena Syaikh takut bila nanti anak-anaknya terpengaruh dengan kemewahan hidup di KSA yang secara otomatis akan mempengaruhi himmah mereka dalam menuntut ilmu. Selama menjadi dosen di Universitas Madinah Syaikh Ahmad Mahmud Abdul Wahhab As-Syinqity hanya mengambil sedikit saja dari gaji bulanannya. Selebihnya dibagikan kepada warga miskin yang tinggal ditanah kelahirannya. Usianya saat ini kurang lebih 95 tahun, selama aku mendapinginya tak pernah kulihat ada yg mewah dalam kehidupannya. Syaikh Muhammad Al-Mukhtar, ayah dari Syaikh Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar As-Syinqity adalah orang yang sangat mencintai kitab-kitabnya. Dia tidak mengizinkan siapapun masuk ke dalam perpustakaannya karena kwatir akan merusak buku-buku berharga miliknya. Dia juga kwatir bila nanti ada bukunya yang hilang. Kewajiaban anak-anak Syinqith yang akan mendalami agama adalah menghafal Al-Quran. Itu tidak dapat ditawar. Dia tidak boleh belajar ilmu lain sebelum berhasil menghafalkan Al-Qur'an. Demikianlah faidah bincang pagi bersama ponakan guru kami tercinta Syaikh Ahmad Mahmud Abdul Wahhab As-Syinqity yang juga masih kerabat Syaikh Muhammad Al-Amin As-Syinqity -rahimahullah- Catatan: Apa yang di khawatirkan Syaikh Muhammad Al-Amin benar adanya. Yaitu ketika reyal terasa lebih menarik dari ilmu. Madinah 17-01-1437 H Ustadz Aan Chandra Thalib ACT El-Gharantaly