الجمعة، 26 أغسطس 2016

4 Tahap Menuju Nikmatnya Tilawah Al-Quran


1. DIPAKSA

Paksakan diri untuk terus bisa tilawah tiap hari, suka atau tidak, ringan ataupun berat, cepat atau lambat asal jangan terlewat, terus paksakan diri.

2. KEBIASAAN

Beberapa bentuk paksaan akan berubah menjadi 'kebiasaan'. Kita akan merasa aneh jika tidak tilawah sehari saja.

3. KEBUTUHAN

Kebiasaan yg terus di lakukan akan berubah menjadi 'kebutuhan'. Di tahap ini sudah mulai tumbuh benih-benih cinta tilawah, akan merasa rugi jika tidak bisa tilawah.

4. KENIKMATAN

Pada tahap ini tilawah sudah menjadi 'candu'. Tilawah berlama lama adalah 'kenikmatan'. Sedangkan ketika terlewat tidak bisa tilawah akan membuat diri resah. Yang perlu kita lakukan adalah 'istiqomah' dan mengajak, memotivasi diri dan saudara-saudara lainnya untuk terus semangat dalam tilawah agar mereka pun dapat merasakan nikmatnya bertilawah.

INGAT! Kebaikan itu seperti pantulan bola, semakin semangat kita memantulkannya kepada yang lain, maka akan semakin kencang semangat yang akan kita terima. Kita sudah ditahap mana?

Ustadz Musyaffa Ad Dariny, M.A.

الأربعاء، 24 أغسطس 2016

Tanda Akhlak Mulia

Yusuf bin Asbath rahimahullah berkata:

علامة حسن الخلق عشرة أشياء:
١ - قلة الخلاف.
٢ - حسن الإنصاف.
٣ - ترك تطلب العثرات.
٤ - تحسين ما يبدو من السيئات
٥ - التماس المعذرة.
٦ - احتمال الأذى.
٧ - الرجوع بالملامة على نفسه.
٨ - التفرد بمعرفة عيوب نفسه دون عيوب غيره.
٩ - طلاقة الوجه.
١٠ - لين الكلام.

"Tanda akhlak mulia ada 10 perkara:

1. Jarang berselisih.
2. Baik dalam bersikap adil.
3. Meninggalkan tindakan mencari-cari kesalahan orang lain.
4. Berusaha memperbaiki keburukan-keburukan yang nampak.
5. Mencarikan udzur bagi orang yang salah.
6. Bersabar menghadapi gangguan orang lain yang menyakitkan.
7. Introspeksi dengan mencela diri sendiri yang juga penuh kekurangan.
8. Hanya sibuk mengurus aib-aib sendiri tanpa mengurusi aib orang lain.
9. Wajah ceria.
10. Lembut perkataannya."


📚 At-Tanwir Syarh al-Jami' ash-Shaghir, juz 5 hlm. 535

Dicopy dan dishare dari Muslim.or.id

الجمعة، 12 أغسطس 2016

Yufid Doesn’t Want To Be Cool, It Wants To Be Electricity

Mark gak pengen Facebook terlihat keren dan nge-trend terus. Itu gak penting bagi seorang Mark Zuckerberg. Dia pengen Facebook kayak listrik, yang walaupun sekarang orang-orang melihat listrik biasa-biasa saja, namun listrik dibutuhkan terus, ia menjadi bagian dari hidup sehari-hari.

Ini dia kata bang Mark:
“Maybe electricity was cool when it first came out, but pretty quickly people stopped talking about it because it’s not the new thing, the real question you want to track at that point is are fewer people turning on their lights because it’s less cool?”
Sumber: https://techcrunch.com/2013/09/18/facebook-doesnt-want-to-be-cool/

Inilah salah satu alasan juga kenapa Yufid tidak menggunakan headline yang clickbait di video-video Yufid.TV. Kita tidak ingin merusak image Yufid dan dakwah sunnah secara umum hanya disebabkan kata-kata bombastis di judul video. Kita ingin Yufid sustainable dan tidak ingin jadi sekedar masuk trending.

Jadi sama seperti Facebook, Yufid Doesn’t Want To Be Cool, It Wants To Be Electricity! Biidznillah...


الثلاثاء، 9 أغسطس 2016

Sekilas tentang Belajar di Mahad Haram

Banyak sekali pengalaman menarik di kota suci ini. Salah satunya saya dipertemukan Allah dengan salah seorang kawan belajar di Hadramaut dulu. Namanya Ahmad Basoleh. Beliau adalah menantu Syaikhuna Abdullah Al Mar'ie. 
Ahmad Basoleh sekarang berada di tahun kedua kuliahnya di Mahad Haram. Jika lancar, dua tahun lagi dia akan meraih gelar Bachelorius insya Allah. Selain kuliah, di pagi hari beliau mengajarkan Alquran di salah satu halaqoh di Masjid Nabawi. 
Ahmad memaparkan kepada saya bagaimana sistem pengajaran Alquran di sana. Yang cukup membuat saya kagum adalah ketika Ahmad bilang bahwa di Masjid Nabawi ada sekitar 600 halaqah ilmiyyah dengan lebih dari 2000 orang peserta. Untuk mengakomodir para pelajar, pemerintah menyediakan 150 bus untuk antar jemput mereka. Jadi mereka tinggal berkumpul di titik-titik tertentu yang tersebar di bebagai tempat di kota Madinah. Lalu mereka dijemput dan diantar kembali ke titik-titik tersebut. 
Untuk pengajaran Al-Quran, ternyata sistem yg diterapkan di sana bertahap. Tahapannya sebagai berikut: 
1. Tashih qiroah. 
Anak-anak diajarkan mengucapkan huruf dengan makhraj yang betul. 
2. Talqin 
Guru mentalqinkan ayat-ayat dengan makhraj dan tajwid yang benar. 
3. Tahfizh 
Ayat-ayat yang ditalqinkan dihafal dan disetorkan kepada pengajarnya. 
4. Muroja'ah 
Beberapa surat yang sudah dihafalkan disetorkan kembali secara berkala.
Setelah dia hafal Al-Quran semua dengan mutqin, dia baru bisa mengambil ijazah Al-Quran dengan riwayat Hafsh 'an Aashim bin Abi Nujud.
Selanjutnya si haafizh melanjutkan mempelajari qiroah 'asyarah. Dan yang terakhir barulah dia mempelajari qiroah syaadzah. Cukup panjang juga. Tapi banyak di antara peserta yang mulai belajar dari usia yang demikian dini. Di usia belasan sudah ada yang menyelesaikan semua tahapan masya Allah. 
Ayo yang punya anak, didik anaknya menjadi ahli Qur'an yuk. Minimal jadi hafizh Al-Quran, jangan kayak bapak ibunya yang cuma tamat kutubus sittah (iqro' jilid 1 sp 6)
Madinah, 5 Dzulqaedah 1437 H 8/8/2016 
Akhukum, Wira Mandiri Bachrun