الجمعة، 27 يوليو 2018

Mengapa Ibnu Hazm Menghalalkan Musik?

Ibnu Hazm Bukan Seorang Pakar dalam Ilmu Hadits


Mengapa Ibnu Hazm sampai keliru dalam hadits tentang musik ini? Sampai-sampai mendhaifkan hadits riwayat Bukhari, yang jelas-jelas ada dalam Shahih Bukhari, dan tidak dianggap dhaif oleh ulama lainnya. Ini karena beliau adalah seorang yang lemah dalam ilmu hadits.

Para ulama telah menelaah pendapat Ibnu Hazm dalam ilmu hadits, dan mendapati pendapatnya banyak yang keliru. Ibnu Abdul Hadi dalam kitabnya Mukhtashar Thabaqat Ulama Al Hadits, hal 401, mengatakan: Beliau banyak keliru dalam menshahihkan dan mendhaifkan hadits, begitu juga ketika menilai perawi hadits.

Salah satu kekeliruannya dalam menilai perawi hadits, adalah ketika menyebut Imam Tirmidzi, yang menyusun kitab sunan Tirmidzi, sebagai seorang yang majhul. Sedangkan ulama lain yang lebih menguasi perawi hadits tidak berpendapat demikian. Ibnu Hazm dalam Lisanul Mizan jilid 4 hal 198-202 membahas tentang Ibnu Hazm dengan panjang lebar. Di antaranya beliau mengatakan tentang Ibnu Hazm: Hafalannya sangat banyak, tetapi karena terlalu mengandalkan hafalannya, maka sering berpendapat tentang rawi yang diterima dan ditolak riwayatnya, dan nama-nama perawi, lalu terjatuh pada kekeliruan yang fatal.

Salah satu kekeliruannya adalah mendhaifkan hadits tentang musik, yang jelas-jelas ada di shahih Bukhari, dan dianggap shahih oleh ulama lainnya. Karena memang sesuai dengan kriteria hadits shahih, seperti yang dirumuskan para ulama hadits. Ibnu Shalah mengatakan dalam Muqaddimah jilid 1 hal 89: Ibnu Hazm mengira bahwa sanadnya putus antara Bukhari dan Hisyam, dan ini dijadikan argumen untuk menolak haramnya musik. Ibnu Hazm telah jatuh pada kesalahan dari beberapa sisi. Hadits ini adalah shahih dan sanadnya diketahui oleh para ulama sebagai tidak putus. Dan Imam Bukharimelakukan seperti ini, -yaitu meriwayatkan hadits secara mu’allaq *pent*- bisa jadi karena telah menyebutkan hadits itu dengan sanad bersambung di bagian lain dari bukunya, dan bisa jadi juga karena alasan lain, dan hadits itu tidaklah putus sanadnya.

Az Zarkasyi dalam An Nukat Ala Muqaddimah Ibnu Shalah, jilid 2 hal 50, mengatakan: Ucapan Bukhari dari guru yang pernah ditemuinya: Fulan berkata, bukanlah termasuk hadits mu’allaq, tetapi termasuk bersambung sanadnya.

Satu lagi bukti kekeliruan Ibnu Hazm dalam hal ini, beliau menganggap bahwa Hisyam bin Ammar adalah perawi yang ditolak haditsnya, maka beliau mendhaifkan hadits ini. Dan ini adalah pernyataan yang sangat lemah. Ini menunjukkan lemahnya beliau dalam ilmu hadits. Karena hadits ini memiliki riwayat dari sanad selain Hisyam, dan ditambah lagi dalam kitab shahihnya. Bukhari hanya meriwayatkan dari perawi yang tsiqah saja. Sedangkan Hisyam bin Ammar adalah perawi yang tsiqah.

Ad Dzahabi menyebutkan bahwa Hisyam adalah tsiqah. Ini bisa dilihat dalam Mizanul I’tidal jilid 4 hal 302. Salah satu bukti lemahnya Ibnu Hazm dalam ilmu hadits, beliau menganggap Abu Isa At Tirmidzi, penyusun kitab Sunan At Tirmidzi sebagai seorang yang tidak dikenal. Padahal beliau menyusun kitab hadits yang sangat terkenal.

Ibnu Katsir mengatakan dalam Al Bidayah wan Nihayah jilid 14 hal 647 tentang Abu Isa At Tirmidzi: Ketika Ibnu Hazm tidak mengenal Abu Isa, seperti katanya dalam Al Muhalla: siapa itu Muhammad bin Isa bin Saurah? Maka tidak mengurangi suatu apa pun dari Abu Isa, baik dari sisi dunia maupun agama. Dan tidak membuat kedudukannya menjadi rendah di mata para ulama. Namun malah merendahkan Ibnu Hazm sendiri di mata para imam dalam ilmu hadits.

Apakah mungkin ada yang bisa diterima akal, jika siang sendiri perlu dibuktikan bahwa itu adalah siang hari? Mungkin cukup sampai di sini tentang lemahnya Ibnu Hazm dalam bidang hadits. Kita sambung lagi pada bahasan selanjutnya. O iya. Tentang nukilan yang saya sebutkan di atas, saya tidak menukil langsung dari kitab. Saya hanya menukil dari internet. Jangan sampai dikira saya menukil langsung dari kitab.

Penyusun: Syarif Jafar Baraja [link tulisan ini]

***

Benarkah Hadits tentang larangan alat musik semuanya palsu, seperti kata Ibnu Hazm?


Ternyata hadits tentang larangan musik ada di Shahih Bukhari. Para ulama sudah bersaksi akan hadits Shahih Bukhari adalah shahih.

Tapi Ibnu Hazm di sini tergelincir pada kekeliruan, atau dalam bahasa arab disebut waham. Dikiranya tidak ada yang shahih, padahal ada.

Mana hadits Shahih Bukhari yang menyatakan haramnya musik? 

وقال هِشامُ بن عَمار حدَّثنا صَدَقةُ بن خالد حدَّثنا عبدُ الرحمنِ بن يزيدَ بن جابرٍ حدَّثنا عطيةُ بن قيس الكلابيُّ حدَّثنا عبد الرحمن بن غَنْم الأشعريُّ قال: حدثني أبو عامر ـ أو أبو مالكٍ ـ الأشعري والله ما كذَبَني «سمعَ النبيَّ صلى الله عليه وسلّم يقول: ليكوننَّ من أُمَّتي أقوام يَستحلُّونَ الْحِرَ والحَريرَ والخمر والمعازِف، ولينزِلنَّ أقوام إلى جَنبِ عَلم يَروحُ عليهم بسارحةٍ لهم، يأتيهم ـ يعني الفقيرَ ـ لحاجة فيقولوا: ارجِعْ إلينا غَداً فيُبيِّتُهمُ الله، ويَضَع العَلَمَ، ويَمسَخُ آخرينَ قِرَدةً وخنازيرَ إلى يوم القيامة». 

“Akan datang pada umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina sutra, khamr (minuman keras) dan alat musik, dan sungguh akan menetap beberapa kaum di sisi gunung, di mana (para pengembala) akan datang kepada mereka dengan membawa gembalaannya, datang kepada mereka -yakni si fakir- untuk sebuah keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari.’ Kemudian Allah menghancurkan mereka pada malam hari, menghancurkan gunung dan merubah sebagian mereka menjadi kera dan babi sampai hari Kiamat. HR Bukhari

Namun hadits ini masih dipermasalahkan juga oleh mereka yang menghalalkan musik. Yaitu adanya sanad yang nampak terputus dari Imam Bukhari ke Hisyam bin Ammar. Yaitu di sanad tidak dengan kata haddatsana, atau akhbarana, tetapi langsung Qala Hisyam bin Ammar. Apa bedanya?

Kata akhbarana berarti “memberitahu kami”, sedangkan haddatsana artinya adalah berbicara kepada kami.

Misalnya dalam hadits ini Hisyam bin Ammar mengatakan: Haddatsana Shadaqah bin Khalid. Artinya Shadaqah bin Khalid berbicara kepada Hisyam. Artinya Hisyam mendengar langsung dari Shadaqah bin Khalid. Di sini menunjukkan sanad itu bersambung, yaitu Hisyam mendengar dari gurunya.

Dan kita perhatikan dalam riwayat itu dari Hisyam bin Ammar sampai sahabat semua menggunakan kata Haddatsana. Tapi yang dipermasalahkan adalah Bukhari tidak mengatakan haddatasna Hisyam, apakah berarti hadits ini tidak shahih? Seperti kita ketahui Imam Bukhari mensyaratkan shahih bagi hadits yang ada di kitab shahih Bukhari. Jika tidak shahih maka tidak akan masuk ke Shahih Bukhari.

Imam Bukhari memastikan bahwa Hisyam berkata. Artinya benar-benar pasti bahwa Hisyam berkata seperti itu. Bukhari tidak berdusta ketika mengatakan Hisyam berkata. Beliau memang tidak mengatakan bahwa Hisyam menceritakan kepadaku.

Hadits yang putus di rawi pertama setelah penyusun kitab disebut hadits mu’allaq. Contohnya adalah hadits Bukhari yang satu ini. Dan para ulama hadits telah menyatakan bahwa hadits Bukhari yang mu’allaq dan dinyatakan dengan pasti oleh Bukhari, maka hadits itu shahih.

Mengapa hadits itu bisa shahih, padahal nampak putus di antara Bukhari dan Hisyam bin Ammar? Jawabnya adalah hadits itu diriwayatkan di riwayat lainnya, pada selain Bukhari.

Ada banyak sanad lain dari riwayat ini, dan sanad itu shahih, karena sanadnya memenuhi kriteria hadits shahih. Di antaranya tidak ada perawi yang putus.

Nah, mengapa Bukhari sengaja meriwayatkan hadits ini dengan sanad dari Hisyam? Kita tidak tahu. Kita tidak akan membahas terlalu detil akan hal ini.

Intinya hadits ini bersambung sanadnya dari jalur selain Bukhari, dan Bukhari amat mengetahui hal ini. Siapa saja yang meriwayatkan hadits ini dengan sanad bersambung? Yaitu At Thabarani, Baihaqi, Ibnu Asakir, Abu Dawud.

Hadits ini bukan satu-satunya hadits yang menjelaskan haramnya musik. Masih ada lagi. Terbukti Ibnu Hazm keliru. Pendapat keliru harus ditinggalkan. Apakah kita akan mengikuti pendapat yang jelas keliru? Atau kita mengikuti pendapat yang keliru karena sesuai dengan apa yang kita mau?

Penyusun: Syarif Jafar Baraja [link tulisan ini]

الأربعاء، 25 يوليو 2018

الاثنين، 23 يوليو 2018

Syaikh Abu Fairuz 'Abdurrohman bin Sukaya Kudus Al-Jawi

Tulisan ustadz Firman Hidayat Marwadi tentang Syaikh Abu Fairuz 'Abdurrohman bin Sukaya Kudus Al-Jawi.

Ulama lokal tapi tulisannya internasional, Syaikh Abu Fairuz 'Abdurrohman bin Sukaya Kudus Al-Jawi. Semua tulisan beliau diberi kata pengantar oleh guru-gurunya di Darul Hadits Yaman.




[Yang mau beli kitabnya, bisa beli di 082133002293]

Biografi Singkat Penulis (As Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Qudsiy Al Indonesiy Al Jawiy):

NAMA:
Nama kelahirannya beliau adalah: Hardi Wibowo
Nama Islamiy: Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Alu Thuriy Al Indonesiy Al Jawiy Al Qudsiy.

KELAHIRAN:
Beliau حفظه الله lahir di kota Kudus, Jawa Tengah, Indonesia; pada tanggal 28 Jumadal Ula 1398 H (6 Mei 1978 M), dari pasangan suami istri, keluarga Muslimin dengan nama Sang Ayahanda: Soekojo, pengajar di Universitas Muria Kudus, dan mantan Kepala Sekolah Menengah Atas Negri 3 Kudus. Beliau itu dari keturunan keluarga mulia: Karto Menggik. Semoga Alloh ta’ala memelihara beliau dari segala kejelekan di dunia dan Akhirat.

Nama Sang Ibunda: Endang Pudjiningsih, mantan Penilik Sekolah Dasar di kecamatan Mejobo, di Kabupaten Kudus, dan mantan Kepala Sekolah Dasar di Tenggeles, Kudus. Beliau itu dari jalur keturunan bangsawan: Pangeran Singopadon.

Semoga Alloh ta’ala memelihara beliau dari segala kejelekan di dunia dan Akhirat.

MENUNTUT ILMU:
Penulis (As Syaikh Abu Fairuz حفظه الله ) menimba ilmu di DARUL HADITS AS SALAFIYYAH di Dammaj, Sho’dah, Yaman, pada FADHILATUSY SYAIKH AL MUHADDITS AL ‘ALLAMAH ABU ABDIRROHMAN YAHYA BIN ALI AL HAJURIY AL YAMANIY, dan para ulama yang lain (semoga Alloh menjaga yang masih hidup di antara mereka, dan merohmati yang telah meninggal) selama lebih dari sebelas tahun hingga Asy Syaikh Yahya keluar dari Yaman dan menetap sementara di Saudi Arabia.

Si penulis juga belajar pada puluhan masyayikh saat di Dammaj, dan mengambil faidah para masyayikh yang datang dari berbagai tempat di Yaman sendiri, Mesir, Yordan dan yang lainnya.

Lalu saat serangan syi’ah rofidhoh terhadap Shon’a semakin mengganas, membunuhi orang yang tidak bersalah, merampok harta sebagian pelajar, meledakkan masjid-masjid Muslimin dan menghinakan mushhaf Al Qur’an, Kedutaan Indonesia dan Kedutaan Malaysia memutuskan untuk pulang bersama warganya, maka Si penulispun terpaksa meninggalkan Yaman tercinta pada tanggal 14 Jumadal Akhiroh 1436 H. Kedua kedutaan yang mulia mengizinkan Si penulis untuk pulang mengikuti rombongan Kedutaan Malaysia.

Kemudian Si penulis masuk ke wilayah Jazan-Saudi pada tanggal 15 Jumadal Akhiroh 1436 H, dan Si penulis dijumpai oleh FADHILATUSY SYAIKH ABU ABDIRROHMAN ADIL BIN AHMAD ALI SYAIKH, yang selama ini telah saling berhubungan lewat surat dan telpon. Dan Si penulis membaca banyak hadits dengan sanadnya di hadapan beliau. Beliau adalah imam dan khothib dari Masjid Jami’ di Shobya-Jazan, dan beliau adalah murid Mufti Saudi bagian Selatan: ASY SYAIKH AHMAD BIN YAHYA AN NAJMIY yang telah meninggal, semoga Alloh merohmatinya, dan semoga Alloh memelihara Asy Syaikh Adil dan membalas beliau dengan pahala terbaik.

MASYAYIKH

Daftar Nama Masyayikh Abi Fairuz:
Dengan karunia Allah ta’ala; Abu Fairuz Al Indonesiy Al Jawiy وفقه الله mendapatkan ilmu dari banyak masyayikh. Nama-nama mereka adalah sebagai berikut:

1. Fadhilatusy Syaikh Al Imam Al Mufti Al Muhaddits Ats Tsiqoh Ats Tsabt Yahya Bin Ali Bin Ahmad Bin Ali Bin Ya’qub Al Hajuriy حفظه الله.
2. Fadhilatusy Syaikh Al Mufti Muhammad bin Ali bin Hizam Al Ba’daniy Al Fadhliy حفظه الله.
3. Fadhilatusy Syaikh Al Muhaddits Yahya bin Utsman Al Hindiy Al Makkiy Al Mudarris حفظه الله.
4. Fadhilatusy Syaikh Al Muhaddits Ibrohim bin Ahmad Zhofroniy حفظه الله.
5. Fadhilatusy Syaikh Abu Abdillah Ahmad Bin Utsman Al Adaniy حفظه الله.
6. Fadhilatusy Syaikh Isa bin Muhammad Syammakhiy حفظه الله.
7. Asy Syaikh Al Fadhil Muhammad bin Muhammad bin Husain Az Zu’kuriy Al Hajuriy (Abu Dahdah) حفظه الله.
8. Asy Syaikh Al Mifdhol Abu Hatim Sa’id Bin Da’as Al Yafi’iy Al Masyusyiy رحمه الله (dibunuh oleh rofidhoh).
9. Fadhilatusy Syaikh Abu Bilal Kholid Bin Abud Al Hadhromiy An Nahawiy حفظه الله.
10. Asy Syaikh Al Mifdhol Abu Malik Abdulloh Bin Muhammad Bin Gholib Al Wushobiy Al Jabjabiy حفظه الله.
11. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Hamzah Muhammad Bin Husain Al ‘Adaniy Al ‘Amudiy حفظه الله.
12. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Hudzaifah Abdul Ghoni Al Umariy Adz Dzamariy حفظه الله.
13. Fadhilatusy Syaikh Abu Anas Abdul Kholiq Al ‘Imad Al Wushobiy حفظه الله.
14. Asy Syaikh Al Fadhil Hasan Ba Syu’aib Al Hadhromiy حفظه الله.
15. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Zaid Mu’afa Bin Ali Al Hudaidiy Al Mighlafiy حفظه الله.
16. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Ibrohim Muhammad Ba Roidiy Al Hadhromiy حفظه الله.
17. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Abdirrohman Ibnu Hasan Al ‘Iroqiy Az Zindiy حفظه الله.
18. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Hazm -dan juga- Abu Anas Ahmad Bin Muhammad Al Bukhoriy Al Fulaniy At Tanbaktiy Al Maliy Dari Afrika Barat.
19. Syaikhuna Al Ghoyur As Salafiy Abu Ishaq Ayyub Bin Mahfuzh Bin ‘Abud Ad Daqil As Syibamiy Al Hadhromiy رحمه الله (dibunuh oleh syi’ah rofidhoh).
20. Fadhilatusy Syaikh Abu Ashim Ihab bin Abdil Jalil Al ‘Aththor Al Mishriy Al Iskandroniy حفظه الله.
21. Fadhilatusy Syaikh Abi Abdirrohman Jamil Bin Abdah Ash Shilwiy حفظه الله.
22. Fadhilatusy Syaikh Abi Abdissalam Hasan Bin Qosim Ar Roimiy حفظه الله.
23. Fadhilatusy Syaikh Abi Muadz Husain Al Hathibiy Al Yafi’y حفظه الله.
24. Syaikh Al Fadhil Abu Hatim Yusuf Bin ‘Id Al Jazairiy حفظه الله.
25. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Hamzah Rojab bin Syahhat bin Jibril Al Mishriy حفظه الله.
26. Fadhilatusy Syaikh Abi Yahya Zakaria Al Yafi’iy حفظه الله.
27. Fadhilatusy Syaikh Abi Abdillah Zayid Bin Hasan Al Wushobiy Al Umariy حفظه الله.
28. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Hatim Said Bin Da’as رحمه الله (dibunuh oleh syi’ah rofidhoh).
29. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Munzir Salim Bin Ahmad Al Rodai’y حفظه الله.
30. Fadhilatusy Syaikh Abi Abdillah Thoriq Bin Muhammad Al Ba’daniy Al Ibbiy حفظه الله.
31. Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrahman Adil Bin Ahmad Bin Muhammad Bin Ali Syaikh Tinggal di Jazan Saudi, dari murid Syaikh Ahmad An Najmiy حفظه الله.
32. Asy Syaikh Al Fadhil Al Mujawwid Muhammad Asy Syarjabiy حفظه الله.
33. Asy Syaikh Al Fadhil Abdul Ahad bin Yusuf Al Hindiy Al Ghujaratiy حفظه الله.
34. Asy Syaikh Al Mifdhol Abu Muhammad Abdul Basith Bin Zaid Ar Roidiy حفظه الله.
35. Fadhilatusy Syaikh Abu Muhammad Abdul Hamid Bin Yahya Bin Zaid Al Hajuriy Az Zu’kuriy حفظه الله
36. Fadhilatusy Syaikh Abi Bakr Abdurrozaq Bin Sholih An Nahmiy Adz Dzamariy حفظه الله.
37. Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrahman Abdirroqib Bin Ali Bin Ahmad Al Kaukabaniy حفظه الله.
38. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Abdillah Abdirrahman Bin Abdil Majid Asy Syamiriy حفظه الله.
39. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Syuhaib Abdul Alim Bin Ali Sharif Ash Shilwiy حفظه الله.
40. Fadhilatusy Syaikh Abu Amr Abdil Karim Bin Ahmad Al Hajuriy Al Umariy حفظه الله.
41. Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrahman Abdillah Bin Ahmad Bin Hasan Al Iryaniy حفظه الله.
42. Asy Syaikh Al Fadhil Abdillah Bin Lamah Al Khaulaniy حفظه الله.
43. Fadhilatusy Syaikh Al Qodhi Abi Muhammad Abdul Wahhab Bin Said Asy Syamiriy حفظه الله.
44. Asy Syaikh Al Karim Abu Abdil Aziz Ibrohim Bin Abdil Aziz Az Zabidiy Ad Dakhil حفظه الله.
45. Syaikhuna Al Mifdhol Abu Al Yaman Adnan Bin Husain Bin Ahmad Bin Sholih Al Misqoriy Al Hadaiy Adz Dzamariy حفظه الله.
46. Syaikh Abu Malik Ali Bin Hasan Al Baitiy Al Husainiy Al Lahjiy حفظه الله.
47. Syaikh Al Fadhil Al Qori’ Al Mujawwid Abu Hafsh Umar Bin Muhammad Bin ‘Askar Al Iroqiy رحمه الله (dibunuh oleh syi’ah rofidhoh).
48. Syaikh Al Fadhil Al Ghoyur As Salafiy Abu Usamah Adil Bin Muhammad Ash Siyaghiy Al Haimiy Ash Shon’aniy رحمه الله (dibunuh oleh syi’ah rofidhoh).
49. Syaikh At Thibb Al Mifdhol Isa Bin Muhammad Bin As Said Bin Isa Al Makhzumiy Al Quroshiy Al Mishriy حفظه الله.
50. Syaikh Al Fadhil Abu Abdirrahman Fath Bin Abdul Hafizh Bin Ismail Al Qodasiy حفظه الله.
51. Syaikh Qo’id Sya’lan An Nahawiy حفظه الله.
52. Syaikh Al Fadhil Abu Abdillah Kamal Bin Tsabit Bin Qoid Al Adaniy رحمه الله (dibunuh oleh rofidhoh).
53. Abu Hatim Muhsin Al Haimiy حفظه الله.
54. Asy Syaikh Al Fadhil Muhammad Bin Ibrohim Al Mishriy حفظه الله.
55. Asy Syaikh Al Mifdhol Muhammad Bin Ahmad Bin Ahmad Bin Hasan Al Hakamiy رحمه الله (dibunuh oleh syi’ah rofidhoh).
56. Asy Syaikh Al Fadhil Abi Abdillah Muhammad Ba Jammal Al Hadhromiy حفظه الله.
57. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Muhammad Abdul Karim bin Gholib Al Hasaniy حفظه الله.
58. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Hamzah Muhammad As Suwariy حفظه الله.
59. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Amr Ali Al Bannaiy Al Yafi’iy حفظه الله.
60. Asy Syaikh Al Fadhil Muhammad Al Azaziy حفظه الله.
61. Fadhilatusy Syaikh Abu Ishaq Muhammad Bin Sholih Al Qoisiy حفظه الله.
62. Syaikh Al Fadhil Abu Bashir Muhammad Bin Az Zu’kuriy رحمه الله (dibunuh oleh syi’ah rofidhoh).
63. Fadhilatusy Syaikh Al Musnid As Salafiy Abu Ibrohim Muhammad Bin Muhammad Bin Abdillah Bin Mani’ Al Anisiy حفظه الله.
64. Asy Syaikh Al Fadhil Abul Abbas Ibrohim Bin Asy Syaikh Muhammad Bin Mani’ Al Anisiy Ash Shon’aniy حفظه الله.
65. Asy Syaikh Al Mifdhol Al Ushuliy Abu Abdillah Manshur Bin Ali Bin Ahmad Al Adibiy At Ta’ziy حفظه الله.
66. Asy Sy aikh Al Fadhil Abu Abdirrohman Nawwas Bin Muhammad Al Hindiy As Sailaniy حفظه الله.
67. Fadhilatusy Syaikh Abu Abdillah Yahya Bin Muhammad Ad Dailamiy حفظه الله.
68. Fadhilatusy Syaikh Abu Ammar Yasir Al Adaniy حفظه الله.
69. Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrahman Abdil Hakim Bin Muhammad Bin Hasan Al Uqoiliy Ar Roimiy حفظه الله.
70. Asy Syaikh Al Fadhil Abu ‘Ashim Abdulloh Ad Duba’iy حفظه الله.
71. Asy Syaikh Al Fadhil Abu ‘Isa Ali Al ‘Afariy حفظه الله.
72. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Ikrimah Walid Bin Fadhlil Maula As Sudaniy حفظه الله.
73. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Salman Alamuddin Bin Fadhlil Maula As Sudaniy حفظه الله.
74. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Muhammad Majid Al Mudarris Al Mishriy حفظه الله.
75. Asy Syaikh Al Fadhil Turki Al Yamaniy Al ‘Abdiniy حفظه الله.
76. Asy Syaikh Al Fadhil Abul Walid Muhammad Bin Abdah Bin Muhammad Al Ahmadiy حفظه الله, tinggal di Jazan.
77. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Usamah Salim Bin ‘Id Al Hilaliy وفقه الله.
78. Asy Syaikh Al Fadhil Abu Kholid Walid Bin Idris As Sulamiy Al Manisiy حفظه الله.
79. Abu Muhammad Ahmad An Nahawiy Al Wushobiy وفقه الله.
80. Asy Syaikh Al Fadhil Muhammad Romzan وفقه الله.
81. Muhammad Bin Abdul Wahhab Al Wushobiy رحمه الله (terjerumus dalam fitnah Mar’iyyah).
82. Abdul Aziz Al Buro’iy وفقه الله (terjerumus dalam fitnah Mar’iyyah).
83. Muhammad bin Abdillah Al Imam Ar Roimiy وفقه الله (terjerumus dalam fitnah Mar’iyyah).
84. Abdullah Adz Dzamariy وفقه الله (terjerumus dalam fitnah Mar’iyyah).
85. Ali Al Rozihiy وفقه الله (terjerumus dalam fitnah Mar’iyyah).
86. Abdur Rahman Bin Mar’iy Al Adaniy رحمه الله (pemimpin fitnah Mar’iyyah, tapi telah meninggal, dibunuh si jahat rofidhoh).
87. Abdullah Bin Mar’iy Al Adaniy As Syihriy وفقه الله (terjerumus dalam fitnah Mar’iyyah).
88. Abu Aziz Hasan Bin Nur Al Murowwa’iy وفقه الله (terjerumus dalam salah satu hizbiyyah).
89. Abu Malik Ar Riyasyiy An Nufailiy وفقه الله (terjerumus dalam fitnah Mar’iyyah).
90. Abu Amr Az Zabidiy حفظه الله.
91. Abu Turob Saif bin Hadhr Al Indonesiy Al Jawiy حفظه الله.
92. Abu Salman Muhammad Bin Ali Bin Sholih Al Yamaniy Ash Shiroriy حفظه الله.
93. Al Ustadz Abu Muqbil Ali Abbas Al Indonisiy As Sulawisiy حفظه الله.
94. Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Ali bin bin Adam Al Itsyubiy حفظه الله.
95. Fadhilatusy Syaikh Muhammad Amin bin Abdillah Al Arumiy Al Harariy حفظه الله.
96. Fadhilatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah Ar Rajihiy حفظه الله.
97. Fadhilatusy Syaikh Abdullah bin Muhammad Amin Asy Syinqithiy حفظه الله.
98. Fadhilatusy Syaikh Sulaiman bin Salimullah Ar Ruhailiy حفظه الله.
99. Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Sa’d As Suhaimiy, dan beliau itu buta matanya, حفظه الله.
100. Asy Syaikh Al Fadhil Faihan bin Syimaliy Al Mathiriy, dan beliau itu buta matanya, حفظه الله.
101. Asy Syaikh Al Fadhil Muhammad Sa’d bin Ahmad Al Yubiy حفظه الله.
102. Asy Syaikh Al Fadhil Abdullah Ghunaim حفظه الله.

KARYA TULIS BELIAU

Selama ini beliau telah menulis karya tulis/ buku / kitab hingga mencapai lebih dari seratus dua puluh tiga judul dengan bahasa Arab dan telah direkomendasikan / taqdim oleh masyaikh baik Yaman, Saudi, dan negeri lainya. Diantaranya telah diterjemahkan dalam bahasa indonesia dan melayu dan di cetak dalam bentuk kitab / buku.

Diantara karya tulis beliau adalah:

1. “Al Bayanut Tathriziy ‘Ala Tajridit Tauhid Lil Maqriziy”
Taqdim / Kata pengantar : Asy Syaikh Al Fadhil Abu Abdirrohman Nawwas bin Muhammad Al Hindiy حفظه الله (Dari India)
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia dengan judul “Pemurnian Tauhid”.
2. “Mu’taqodul Imamisy Syafi’iy Fi Asma Wa Shifatil Bariy”
Taqdim / Kata Pengantar serta Ijazah Dari Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrohman Adil Bin Ahmad Ali Syaikh حفظه الله (Dari Jazan, Saudi).
Buku ini adalah syaroh terhadap fatwa Al Imam Al ‘Azhim Muhammad bin Idris Asy Syafi’iy رحمه الله tentang aqidah yang benar mengenai nama-nama dan sifat- sifat Alloh ta’ala. Buku ini belum diterjemahkan (tercetak dalam bahasa Arob)
3. “Fatawal ‘Ulama Fi Fitnati Da’isy Ad Dahma”
Buku ini telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dengan judul: “Fatwa Ulama Tentang Fitnah ISIS Yang Tengah Membara.”
Taqdim / Kata Pengantar Fadhilatusy Syaikh Abi Abdillah Thoriq Bin Muhammad Al Khoyyath Al Ba’daniy حفظه الله (Dari Yaman)
4. “Hukmul Ja’l Wal Ujroh ‘Ala Ta’limid Din Wa Qiroatir Ruqyah”
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul:
“Hukum Mengambil Upah Dari Pengajaran Agama Dan Pembacaan Ruqyah.”
Taqdim / Kata Pengantar Dari Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrohman Abdurroqib bin Ali Al Kaukabaniy, semoga Alloh menjaga beliau, (Dari Yaman) dan Fadhilatusy Syaikh Muhammad Bin Ali Bin Hizam Al Ba’daniy, semoga Alloh menjaga Beliau, (Dari Yaman)
5. “Muhasabatul A’mal Wal ‘Awaqib ‘Inda Hululil Balaya Wal Mashoib”
Buku ini masih dalam proses penerjemahan dengan judul: “Mengoreksi Amalan Dan Kesudahan Saat Datangnya Bencana dan Ujian.”
Foto Kata Pengantar Fadhilatusy Syaikh Isa Bin Muhammad Syammakhiy حفظه الله Dari Jazan, Saudi)
6. “Al I’tishom Bid Dinil ‘Atiq Bi Bayani Hukmit Tashfiq”
Buku ini membahas tentang hukum bertepuk tangan bagi kaum pria dan bagi kaum wanita, dan buku ini belum diterjemahkan.
Taqdim / Kata Pengantar Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrohman Adil Bin Ahmad Ali Syaikh حفظه الله (Dari Jazan, Saudi)
7. “Tamhidul Bidayah Lil Badiina Fi ‘Ilmir Riwayah”
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Malaysia, dengan judul: “Ilmu Hadits Untuk Pemula.”
Taqdim / Kata Pengantar Fadhilatusy Syaikh Abu Mu’adz Husain Bin Mahmud Al Yafi’iy Al Hathibiy, Semoga Alloh Menjaga Beliau, (Dari Yaman)
8. “Al Mathoyal Haniyyah Taisir Fahmil Baiquniyyah”
Buku ini menjelaskan tentang syair “Baiquniyyah” dalam bidang ilmu hadits, dan buku ini belum diterjemahkan.
Taqdim / Kata Pengantar Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrohman Adil Bin Ahmad Ali Syaikh حفظه الله (Dari Jazan, Saudi)
9. “Tabsyirul Mustami’ Bi Talkhishil Muqni’”
Buku ini adalah ringkasan dari kitab “Al Muqni’” karya Ibnun Nahawiy dalam bidang ilmu hadits, dan buku ini belum diterjemahkan.
Taqdim / Kata Pengantar Asy Syaikh Al Fadhil Abul Mundzir Salim Bin Ahmad Al Yamaniy Ash Shobahiy حفظه الله (Dari Yaman).
10. “Natsrul ‘Anbar Syarh Haditsin Nahyi
‘Anil Munkar”
Buku ini adalah menjelaskan seluk-beluk hadits amar ma’ruf dan nahi munkar, dan buku ini belum diterjemahkan.
Taqdim / Kata Pengantar Dari Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrohman Abdurroqib bin Ali Al Kaukabaniy, semoga Alloh menjaga beliau, (Dari Yaman)
11. “Syarh Hadits Kalimatit Tauhid Wa Bulughiha Ila ‘Arsyil Majid”
Buku ini telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan Melayu dengan judul:
“Kalimat Tauhid Mencapai ‘Arsy Al Majid”
Rekomendasi Fadhilatusy Syaikh Abu Bakr Abdurrozzaq Bin Sholih Adz Dzamariy An Nahmiy, Semoga Alloh Menjaga Beliau, (Dari Yaman).
12. “Al Maulidun Nabawiy: Bainal Ihtifal Bihi Wa Baina ‘Alamatil Hubbil Haqiqiy”
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Melayu
dengan judul: “Maulid Nabi Dan Bukti Cinta Sejati”
Taqdim / Pengantar Asy Syaikh Al Fadhil Abul Mundzir Salim Bin Ahmad Ash Shon’aniy Ash Shobahiy, Semoga Alloh Menjaga Beliau, (Dari Yaman)
13. “Izalatul Ghiyam ‘An Hali Abwai Sayyidil Anam ‘Alaihish Sholatu Was Salam”
Buku ini menjawab pertanyaan yang diajukan kepada Si penulis tentang
berita-berita Nabi صلى الله عليه وسلم bahwa kedua orang tua beliau itu ada di dalam Neraka. Buku ini belum diterjemahkan.
Taqdim / Kata Pengantar Fadhilatusy Syaikh Abu Muhammad Abdul Hamid bin Ali Az Zu’kuriy Al Hajuriy حفظه الله (Dari Yaman)
14. “As Sunnatun Nabawiyyah Hujjatun Mustaqillatun Syar’iyyah”
Buku ini untuk memenuhi permintaan ikhwah untuk membantah para pengingkar sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم .Buku ini belum diterjemahkan.
Rekomendasi Asy Syaikh Al Mifdhol Abu Abdirrohman Muhammad bin Muhammad bin Husain Az Zu’kuriy Al Hajuriy حفظه الله (Dari Yaman)
15. “Nushrotus Sunnatith Thohiroh Wa Tashhih Mafhumin Nahyi ‘An Libasisy Syuhroh”
Buku ini untuk memenuhi permintaan ikhwah untuk membantah orang yang melarang pemakaian sorban dan jubah di negri ajam. Buku ini belum diterjemahkan.
Taqdim / Kata Pengantar Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrohman Abdurroqib bin Ali bin Ahmad Al Kaukabaniy حفظه الله Dari Yaman)
16. “Al Fathur Ruhaniy Fir Roddi ‘Ala Abdillah Al Bukhoriy Al Muftaril Janiy”
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Melayu dengan judul: “Pembukaan Sanubari, Pelurusan Tuduhan Abdulloh Al Bukhori”
Taqdim / Kata Pengantar Asy Syaikh Al Mifdhol Abdulloh Bin Muhammad Al Wushobiy Al Jabjabiy, semoga Alloh menjaga Beliau, (Dari Yaman)
17. “At Taudhihatul Jaliyyah Fi Aushofil Hizbiyyin Wal Hizbiyyah”
Buku ini membahas tentang sifat-sifat dan karakter hizbiyyin (kelompok yang sesat dan berkelompok-kelompok tidak sesuai dengan ajaran Al Qur’an, As Sunnah dan para Salaf). Masih berbahasa Arab.
Taqdim / Kata Pengantar Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrohman Yahya bin Ali Al Hajuriy (Dari Yaman), Fadhilatusy Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Ali bin Hizam Al Ba’daniy حفظه الله (Dari Yaman), dan Fadhilatusy Syaikh Abu Abdillah Thoriq Bin Muhammad Al Khoyyath Al Ba’daniy Dari Yaman, حفظهم الله
18. “Ibrozul Bayyinat ‘Ala Ba’dhi Ahkamish Sholawat”
Buku ini menjawab beberapa pertanyaan ikhwah tentang berbagai masalah yang terkait dengan sholat. Masih berbahasa Arab.
Taqdim / Kata Pengantar Fadhilatusy Syaikh Abu Muhammad Abdul
Hamid bin Yahya Az Zu’kuriy Al Hajuriy حفظه الله Dari Yaman)
19. “Al Hajrusy Syar’iy Bainal Muqoshshir Wal Mugholiy ”
Buku ini menjawab pertanyaan tentang hikmah-hikmah hajr (pemboikotan) terhadap para pengekor hawa nafsu, jika dijalankan sesuai dengan syariat. Berdasarkan dalil-dalil yang ada dengan penjelasan para ulama; hajr itu punya minimal lima belas hikmah, asalkan dijalankan tidak berlebihan dan tidak pula dengan kadar yang kurang. Masih berbahasa Arab.
Taqdim / Rekomendasi Asy Syaikh Al Fadhil Abul Mundzir Salim Bin Ahmad Al Yamaniy Ash Shobahiy حفظه الله Dari Yaman)
20. “Tashhih Mafahimil ‘Abid Syarh Kasyfisy Syubuhat Fit Tauhid”
Buku ini membahas tentang kerancuan-kerancuan yang disebarkan oleh para penyembah selain Alloh, dan bagaimana cara membantahnya. Belum diterjemahkan.
Kata Pengantar Asy Syaikh Al Mifdhol Abdulloh Bin Muhammad Al Wushobiy Al Jabjabiy, semoga Alloh menjaga Beliau, (Dari Yaman) dan Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrohman Abdurroqib bin Ali Al Kaukabaniy, semoga Alloh menjaga beliau, (Dari Yaman)
21. “Ar Rifqu Fid Da’wah, War ruju’ Ila Ulamail Ummah Fil Umuril Mudlahimmah”
Buku ini adalah menjelaskan tentang pentingnya dan perincian kelembutan di dalam dakwah, dan pentingnya rujuk pada ulama di dalam permasalahan-
permasalahan yang besar. Buku ini belum diterjemahkan.
Rekomendasi Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrohman Abdurroqib bin Ali Al Kaukabaniy, semoga Alloh menjaga beliau, (Dari Yaman).
22. “Ahkam Syahril Muharrom Wa Bida’uh”
Buku ini membahas tentang hukum-hukum yang terkait dengan bulan Muharrom dan kebid’ahan-kebid’ahan yang terjadi di bulan itu. Buku ini telah
diterjemahkan dengan judul: “Muharrom Yang Mulia, Cara Meraih Pahala, Dan Bid’ah-bid’ah Di Dalamnya.”
Rekomendasi dan Ijazah Fadhilatusy Syaikh Abu Abdirrohman Adil Bin Ahmad Ali Syaikh حفظه الله (Dari Jazan, Saudi) Tentang Hadits Musalsal Bulan Asyuro
23. “Mahkamah Baina Dzawil Hijr Fi Afdholi Ashnafi Zakatil Fithr”
Buku ini membahas jenis zakat fitri yang paling utama. Masih berbahasa Arab.
Taqdim / Kata Pengantar Fadhilatusy Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Ali bin Hizam Al Ba’daniy حفظه الله (Dari Yaman)
24. “Al Ajwibatus Saniyyah ‘Ala ‘Asyarot Asilatin ‘Aqodiyyatin Wa Manhajiyyah”
Buku ini menjawab sejumlah pertanyaan para ikhwah yang terkait dengan aqidah dan manhaj. Masih berbahasa Arab.
Taqdim / Kata Pengantar Asy Syaikh Al Fadhil Abu Salman Muhammad Bin Ali Ash Shiroriy حفظه الله (Dari Yaman)
25. “Tahdzirul Muslimin Min Fitnatid Dunya Wa Imlail Kafirin”
Buku ini memperingatkan tentang bahaya ketertipuan oleh fitnah dunia dan gemerlapnya kehidupan orang-orang kafir. Masih berbahasa Arab.
Foto Kata Pengantar Asy Syaikh Al Fadhil Abu Salman Muhammad Bin Ali Ash Shiroriy حفظه الله (Dari Yaman)
26. “Bisyarotul Abaa Bi Ijabatis Sualat ‘Anil Abna”
Buku ini menjawab beberapa pertanyaan sebagian ikhwah tentang pendidikan anak dan hukum-hukum yang terkait dengannya. Judul Terjemah Bebas: “Jawaban Islami, Tentang Si Buah Hati”
Taqdim / Kata Pengantar Asy Syaikh Al Fadhil Abu Salman
Muhammad Bin Ali Ash Shiroriy حفظه الله (Dari Yaman)
27. Dan masih banyak yang lainya……
Semoga Allah menjaga beliau, keluarga beliau dan seluruh segenap kaum muslimin dimana pun berada.
والحمد لله رب العالمين
Admin, 6 Dzulqa’dah 1438 H / 30-7-2017

الثلاثاء، 10 يوليو 2018

Ulama Syafi'iyah Tapi Tidak Qunut



Adalah Abul Hasan Muhammad bin 'Abdul Malik Al-Karaji Asy-Syafii (458-) seorang ulama yang dikatakan oleh As-Sam'ani bahwa beliau seorang imam, wari', 'alim, 'aqil, pakar fiqih, mufti, pakar hadits, penyair, dan sastrawan. Bahkan memiliki kumpulan tulisan sastra yang bagus. Namun demikian, beliau nggak pernah qunut!
(Thabaqat Asy-Syafi'yyah Al-Kubra [VI/138] karya As-Subki)



Penulis: Firman Hidayat Marwadi (source)



الاثنين، 9 يوليو 2018

Inspirasi dari Imam Syafi'i Sang Guru


Dikisahkan dalam kitab Thabaqaat asy-Syaafi'yyah tentang sosok ar-Rabii' bin Sulaimaan -rahimahullah-. Dulu, dia seorang anak yang telmi dan lambat paham pelajaran. Gurunya ketika itu, al-Imaam asy-Syaafi'i -rahimahullah-, mengulang-ulang materi pelajaran sebanyak 40 kali namun ar-Rabii' tak kunjung paham. Dirundung rasa malu, ar-Rabii' pun bangkit meninggalkan majelis.
Asy-Syaafi'i lantas memanggilnya. Secara menyendiri, sang guru kembali mengulang-ulang pelajaran untuk ar-Rabii' sampai ia paham. Asy-Syaafi'i -rahimahullah- kemudian berkata kepada ar-Rabii':
_"Duhai Rabii', andai aku mampu menyuapkan ilmu untukmu, aku akan suapkan untukmu."_
al-Imam al-Aajurri mengatakan dalam kitabnya -Akhlaaqul 'Ulamaa'-; "wajib bagi seorang guru untuk memiliki kesabaran yang hebatmenghadapi murid yang lambat paham sampai ia paham, dan tidak layak guru merendahkan dan menghina hingga muridnya minder."
________
✍️ Johan Saputra Halim
Telegram: t.me/kristaliman

الجمعة، 6 يوليو 2018

3 Pertanyaan Tuk Penganut Ideologi "Islam Nusantara"

Dr. Sulaiman ar Ruhaili mengkritisi ideologi "Islam Nusantara" yang seringkali menyudutkan Arab.

Beliau menjelaskan bahwa agama Islam tidak bisa dilepaskan dari Arab dan Bahasa Arab. Dan untuk para penganut ideologi Islam Nusantara,  ajukanlah 3 pertanyaan berikut kepadanya:

1. Siapa Nabimu?
Jika dia menjawab Nabiku Muhammad,  maka katakan padanya: Nabi Muhammad dari Arab. Jika dia menjawab Nabinya selain Muhammad berarti dia telah keluar dari agama. 

2. Apa kitab suci pedomanmu?
Jika dia menjawab "Al-Quran", maka katakan padanya: Al-Quran berbahasa Arab. Namun jika dia menjawab bukan Al-Quran,  maka dia telah kufur.

3. Siapakah yang menukil agama Islam kepada kita?
Bukankah mereka para sahabat dan ulama yang kebanyakan mereka dari bangsa Arab,  bahkan sebagian pendakwah yang menyebarkan Islam ke negeri ini juga dari Arab.

Oleh karena itu,  Islam tidak bisa dilepaskan dari Arab.  Barangsiapa yang membenci Arab secara umum,  maka ini adalah kekufuran yang amat berbahaya karena konsekwensinya berat.  Maka hati2 melontarkan ideologi dan pikirkan,  karena bisa jadi seorang melontarkan suatu ungkapan yang tak disadari ternyata itu bisa menjerumuskannya ke Neraka Jahannam.

#Catatan secara makna

Ustadz Abu Ubaidah as sidawy
Batu,  23 Syawal 1439 H

الاثنين، 2 يوليو 2018

Nasehat Ulama untuk Penuntut dari Batu Malang

NASEHAT PERTAMA: 3 WASIAT BAGI PENUNTUT ILMU

*SYAIKH SHALIH SINDI*

Setelah tahmid dan sholawat

*WASIAT PERTAMA*

MABDA' (landasan) kita adalah ILMU YANG BENAR. Kita takkan bisa menegakkan agama melainkan dengan ILMU yang benar dan AMAL shalih.

Ilmu tidaklah dapat diperoleh dengan sekedar berangan² saja.

العلم لا يأتي بالتمني وما نيل المطالب بالراحة

Ilmu itu tdk datang dengan impian belaka dan tujuan takkan bisa dicapai dengan berleha².

Ilmu itu membutuhkan usaha, upaya dan kesungguhan.

العلم يحتاج إلى الجهد

Ilmu itu adalah kehidupan ruh dan jiwa serta jasmani.

Imam Ahmad berkata:

الناس مُحْتَاجُون إلى العِلْم أكثر مِن حاجتهم إلى الطعام والشراب ؛ لأن الطعام والشراب يُحْتَاج إليه في اليوم مرة أو مرتين ، والعِلْم يُحْتَاج إليه بِعَدَد الأنفاس

Manusia itu lbh butuh kepada ilmu ketimbang makan dan minum. Karena makan dan minum dibutuhkan hanya sekali atau dua kali dalam sehari, sedangkan ilmu dibutuhkan sebanyak nafas.


Alangkah benarnya ucapan al-Hakami


لَوْ يَعْلَمُ الْمَرْءُ قَدْرَ العِلْمِ لَمْ يَنَمِ

Sekiranya seseorang itu tahu tingkatan ilmu, niscaya ia takkan tidur.

3 METODE DALAM MENUNTUT ILMU

1⃣ Belajar dari yang PALING PENTING DAHULU kemudian YANG PENTING

Yang TERPENTING adalah AQIDAH SHAHIHAH baru AMAL SHALIH yang meliputi fikih ibadah.

2⃣ Metode belajar dengan cara _TADQIQ_ (mendetail) dan _TAHQİQ_ (meneliti/menelaah benar²).

Karena itu hendaknya seorang penuntut ilmu itu harus: MUDAQQIQ (detail/cermat) - MUHAQQIQ (teliti) - MUFASHSHIL (detail) - RUSUKH (mendalam).

3⃣ _Mudzakaroh_ (diskusi) dan _muroja'ah_ (mengulang²).

Salaf dahulu berkata:

تذاكروا ، فإن إحياء الحديث مذاكرته

Bermudzakarohlah, karena sesungguhnya hidupnya hadits adalah dg bermudzakaroh tentangnya.

*WASIAT KEDUA*

Landasan kedua adalah menegakkan agama baik untuk diri sendiri dan untuk orang lain.

أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ

Tegakkanlah agama dan janganlah berpecah belah.

Bersatu di atas kebenaran karena manhaj ahlus sunnah wal jama'ah adalah manhaj *persatuan* sebagaimana namanya "al-jamaah" (persatuan) bukan "al-furqoh" (berpecah belah)

*WASIAT KETIGA*

Landasan ketiga  landasan persatuan dan menjauhi perpecahan membutuhkan SULUK yaitu ADAB, AKHLAQ dan PERANGAI.

Persatuan takkan bisa tercapai tanpa akhlaq yang mulia dan adab yang tinggi, yang meliputi kasih sayang, kelemahlembutan dan empati.

***
*NASEHAT KEDUA: 4 TUGAS PENUNTUT ILMU*
*SYAIKH SULAIMAN AR-RUHAILI*

Setelah bertahmid dan bershalawat...

REALITAS kaum muslimin saat ini pada umumnya dan sebagian penuntut ilmu pada khususnya:

Saling berpecah belah
Jahil dengan agama
Sibuk dengan hal² yang tdk bermanfaat baik utk dirinya dan orang lain
Cenderung melakukan hal² yang malah memadharatkan diri dan orang lain.

 REALITAS tsb bisa dihilangkan dengan cara KEMBALI (RUJUK) KEPADA ALLAH, yaitu dengan cara TAUBAT, IMAN dan AMAL SHALIH.

Allâh Ta'ala berfirman:

إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

"Kecuali orang-orang yang BERTAUBAT , BERIMAN dan BERAMAL SHALIH; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS al-Furqon: 70)

Ada 4 cara yang harus dilakukan penuntut ilmu untuk menghadai realitas ini:

1⃣ Hendaknya BERILMU, yaitu berupaya menuntut ilmu yang BERMANFAAT.
Karena ilmu yang bermanfaat akan menjadikan UCAPAN dan AMAL nya benar.
Dan akan menjadikan AQIDAH dan IMAN nya benar.
Serta menjadikan NIAT (qashd) nya benar.
Ilmu itu menjadikan seseorang TAWADHU, semakin berilmu semakin tawadhu dan terbebas dari UJUB, TAKABBUR lagi SOMBONG.

إن الله عز وجل يحب العالم المتواضع، ويبغض العالم الجبار، ومن تواضع لله عز وجل ورثه الله عز وجل الحكمة

Sesungguhnya Allâh mencintai seorang alim yang rendah hati dan membenci orang alim yang angkuh. Barangsiapa yang tawadhu karena Allâh, maka Allah anugerahkan hikmah kepadanya.

Ilmu itu diperoleh dengan usaha bukan dengan angan kosong

لا يزال المرء عالما مادام في طلب العلم ، فاذا ظن انه قد علم فقد بدا جهله

Seseorang akan senantiasa dikatakan alim selama dia tetap menuntut ilmu. Apabila ia mengira bahwa dirinya telah mengetahui maka semakin tampak ketidaktahuannya.

من ظن انه بدون العمل يصل فهو متمنّ

Siapa yang mengira bahwa dirinya akan bisa mencapai tanpa amalan, maka ia hanyalah PEMIMPI (orang yang hanya berangan belaka)

2⃣ Hendaknya berusaha untuk _IJTIMA'UL KALIMAH_ (mempersatukan) bukan yang malah merusak dan memporakporandakan persatuan.

Persatuan yang dimaksud adalah persatuan hakiki, yaitu:

yang dibangun di atas agama dan menegakkan agama (iqōmatud dîn).

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ ۖ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ

"Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya." (QS asy-Syuro: 13)

Yang dibangun di atas Kitâbullâh. Bukan yang dibangun di atas sentimen partai, organisasi, kebangsaan, dll.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai." (QS Ali Imran : 103)

👆🏻Allah mendahulukan perintah untuk berpegang dengan tali Allah (bersatu), menunjukkan urgensinya bersatu dan larangan kuat berpecah belah.

Yang dibangun di atas cara Nabî dan metode sahabat beliau serta para salaf shalih.

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

"Dan barangsiapa menentang Rasul (Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia ke dalam neraka Jahanam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS An-Nisa': 115)

3⃣ Hendaknya berusaha untuk bersikap _RIFQ_ (lemah lembut) dan selalu mengedepankan kelemahlembutan.
Ketika ibunda Aisyah menaiki unta yang tampak kelelahan, Nabi mengatakan:

عليكِ بالرفق، إنَّ الرِّفْقَ لا يكونُ في شيءٍ إلا زانَهُ، ولا يُنْزَعُ من شيءٍ إلا شانَهُ

Lemah lembutlah engkau wahai Aisyah, sesungguhnya kelemahlembutan jika terdapat pada sesuatu maka ia akan memperindahnya. Dan jika ia diangkat maka akan memperburuknya. (HR Muslim)

Ketika orang Yahudi mengucapkan kepada Nabi : _as-Sâmu 'alaika_ (semoga kematian atasmu). Maka Nabi menjawab: _wa'alaikum_.

Lantas ibunda Aisyah pun naik pitam dan mengucapkan : _as-Sâmu alaika wal la'nah wa ghadhabullah_ (semoga kematian, laknat dan kemurkaan Allâh menimpamu).

Lantas Nabi menasehati:

مهلاً يا عائشة، عليكِ بالرِّفق، وإيّاكِ والعنفَ والفحش ،إن الله رفيق يحب الرفق في الأمر كله

Tenanglah Wahai Aisyah. Berlemahlembutlah! Jauhilah sikap keras dan bengis. Sesungguhnya Allâh itu maha lemah lembut dan menyukai kelemahlembutan dalam segala hal.

Ketahuilah:

الرفق اساس الخير

Kelemahlembutan itu pondasinya kebaikan.

Diantara bentuk sikap RIFQ adalah NASEHAT dan MELURUSKAN KESALAHAN dengan cara yang baik.

4⃣ Hendaknya berlaku RAHMAH (kasih sayang) terhadap sesama muslim.

ارحَموا مَن في الأرضِ يَرحَمْكُم مَن في السَّماءِ
💕Sayangilah yang berada di bumi niscaya tuhan yang berada di langit akan menyayangimu.

من لا يَرحم لا يُرحم
💕Siapa yang tidak menyayangi takkan disayang.

Hendaknya saling memandang satu dengan lainnya dengan rahmah (kasih sayang).

🌷Ingatlah dunia ini singkat, sedangkan yg tersisa darinya hanya sedikit saja. Sedangkan akhirat itu kekal, dan apa yang ada padanya itu abadi.

🤝🏻 Syaikh mengucapkan terima kasih dan pujian kepada gurunda Ust Abu Auf Abdurrahman at-Tamimi dan ust Mubarak Bamu'allim serta Bp Chalid Bawazir yg telah membiayai seluruh pelaksana dauroh. Tdk lupa pula kpd seluruh panitia yg membantu dan peserta yg hadir.

💪🏻Syaikh menasehatkan peserta dauroh utk tetap semangat belajar meski datang ke lokasi dauroh dari tempat yang berjauhan. Namun semuanya dikumpulkan di atas ikatan keimanan, persaudaraan dan ilmu.

Syaikh sblm penutup menyampaikan:
Jika bukan karena Allâh maka kita semua takkan bisa belajar.
Jika bukan karena Allâh maka kita semua takkan bisa memiliki ilmu.
Jika bukan karena Allâh maka kita semua takkan bisa berkumpul.

👆🏻Semuanya adalah karena Allâh sehingga kita wajib utk tetap menyandarkan segalanya kepada Allâh.

KAW BATU, 2 Juli 2018

Oleh ustadz Abu Salma @abinyasalma